X-RESIDIVIST

Artikel oleh Siti Febrianti Patimah, ISBI Bandung

Kata kunci: film dokumenter, mantan narapidana, pemberdayaan

Sumber pengambilan dokumen:

Relasi:

Dibuat: 12 Februari 2019

Abstraksi


Film dokumenter merupakan medium yang bisa menjelaskan isu realitas sehingga dapat disaksikan oleh masyarakat luas. Isu mantan narapidana menjadi pembahasan pada film dokumenter ini. Seorang yang melakukan tindakan pidana dan telah mengakhiri masa tahanan akan mengalami gangguan pada sisi psikologis dan sosiologis. Tak jarang stigma buruk di lingkungan masyarakat telah menjadi hukum alam yang harus diterima oleh mantan narapidana, karena sebab itu sulit bagi para mantan narapidana untuk menemukan tempat yang dapat mendukungnya berubah menjadi lebih baik selepas keluar dari penjara.
Proses pembuatan film ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan melakukan pengamatan berperan serta, wawancara mendalam kepada subjek, dan analisis dokumen. Data-data tersebut akan dianalisa dengan menggunakan teori struktur dramatik pada sebuah film untuk dilanjutkan ke dalam metode penciptaan yang meliputi tahapan pra produksi, produksi, dan pasca produksi
Berdasarkan analisa data yang dilakukan, kesimpulan pada film dokumenter yang berjudul X-Residivist ini mengungkap perjalanan seorang mantan narapidana yang keluar masuk penjara selama 8 kali telah mampu mendirikan komunitas bagi mantan narapidana lainnya. Motivasinya lahir dari keresahan pengalaman pribadinya sebab stigma buruk dari masyarakat. X-residivist bergerak untuk memberdayakan mantan narapidana yang ingin hijrah dan berubah melalui beberapa unit usaha. Adalah Heri ‘coet’ merupakan orang dibalik berdirinya komunitas tersebut.


Documentary film is a medium that can explain an issue of reality so that it can be witnessed by wider community. Ex-convicts issue is discussed in this documentary. A person who commits a criminal act and has ended the period of detention will experience disruption on the psychological and sociological side. Bad stigma in the community has become a natural penalty that must be accepted by former prisoners, because it is difficult for them to find a place that can support them to change for the better after leaving prison.
The process of making this film used qualitative research methods by making participatory observations, in-depth interviews with the subject, and document analysis. These data will be analyzed using dramatic structure theory in a film to proceed to the method of creation which includes the stages of pre-production, production, and post-production
Based on the data analysis that has been carried out, the conclusion of the documentary entitled X-Residivist reveals the journey of an ex-prisoner who has been in and out of prison for 8 times has been able to establish a community for other former inmates. His motivation was born from the anxiety of his personal experience because of the bad stigma from the community. X-residivist moves to empower former prisoners who want to migrate and change through several business units. Heri—"Coet"—is the person behind the establishment of the community.

Hak Cipta

Copyright 2019 ISBI Bandung. Verbatim copying and distribution of this entire article is permitted by author in any medium, provided this notice is preserved.

Kontributor

#