Fungsi Puisi Sisindiran (Pantun) Bahasa Sunda di Kabupaten Bandung

Artikel oleh Aam Masduki,

Kata kunci: sisindiran, pantun

Sumber pengambilan dokumen: J 2007 PEN XXXVII

Relasi:

Dibuat: 09 Mei 2019

Abstraksi

Sisindiran adalah salah satu bentuk puisi Sunda lama yang terdiri atassampiran dan isi. Namun demikian kepuisiannya terbatas pada rima dan irama, bukan pada diksi dan imajinasi seperti halnya puisi modern (sajak). Bahasanya mudah dipahami seperti bahasa sehari-hari. Dalam sastra Indonesia bisa disebut pantun. Sisindiran "pantun" merupakan puisi rakyat yang sangat digemari masyarakat. Sisindiran dapat mengungkapkan atau mencerminkan perasaan, keadaan lingkungan, dan situasi masyarakat desa, petani, dan lain sebagainya. Biasanya dituturkan dalam suasana santai, berkelakar, berbincang-bincang, dan suasana formal, misalnya dalam upacara adat perkawinan, melamar, dan sebagainya. Dalam perkembangannya, sangat luwes, mudah memasuki berbagai gendre sastra lainnya, seperti cerita pantun , wawacan, novel, crpen, novelet bahkan kadang-kadang muncul juga pada puisi modern. Dilihat dari pembentukannya, kata sisindiran berasal dari bentuk dasar "sindir". Dengan demikian sisindiran merupakan bentuk kata jadian yang diperoleh dengan cara dwipurwa (pengulangan awal) disertai akhiran -an.


Hak Cipta

Copyright 2019 Perpustakaan ISBI Bandung. Verbatim copying and distribution of this entire article is permitted by author in any medium, provided this notice is preserved.

Kontributor

Chief Operating Officer #