TRADISI MAPAG MENAK DI KAMPUNG NAGRAK KECAMATAN PACET KABUPATEN BANDUNG JAWA BARAT
Artikel oleh Neng Sheila Nuary Saputri, ISBI Bandung
Kata kunci: pengkajian, tradisi, eksistensi, fenomenologi, tradisi mapag menak
Sumber pengambilan dokumen: I 2019 NEN t
Dibuat: 30 Januari 2020
Penelitian ini berjudul “Tradisi Mapag Menak di Kampung Nagrak Kecamatan Pacet Kabupaten Bandung Jawa Barat (Suatu Kajian Fenomenologi)”. Dalam penelitian ini penulis melibatkan beberapa narasumber seperti ketua padepokan Saunglangit Pancanitis, masyarakat setempat, kepala bagian kebudayaan kabupaten Bandung. Tradisi masih menjadi salah satu warisan turun temurun yang masih bertahan dan berkembang hingga saat ini. Salah satu tradisi yang masih bertahan yaitu tradisi Mapag Menak adalah tradisi penyambutan tamu luar atau pun dalam Kampung Pacet. Tradisi Mapag Menak menjadi salah satu warisan non benda yang hingga kini masih bertahan. Tujuan dari hasil penelitian yaitu, membahas stuktur pelaksanaan dan eksistensi dari tradisi Mapag Menak Dengan menggunakan teori Fenomenologi denagn menggunakan metode penelitian kualitatif. Adapun temuan yang ditemukan oleh penulis bahwa stuktur pelaksanaan tradisi mapag menak terdiri dari 3 tahap, yaitu prapelaksanaan, pelaksanaan, dan pascapelaksanaan. Selain itu eksistensi dari tradisi mapag menak belum punah dan masih dilakukan hingga sekarang. Meski demikian keeksisan dari tradisi mapag menak masih belum eksis dan masih kurang perhatian pemerintah. Hasil penelitian ini diajukan saran kepada para peneliti selanjutnya untuk tetap melestarikan tradisi mapag menak hingga keunikannya menjadi informasi tentang lokal genius nenek moyang pada masa lalu untuk dipahami nilai esensialnya.
This study is titled "The tradition of Mapag Menak in Kampung Panca, Pacet Subdistrict, Bandung West Java Regency (A Phenomenology Study)". In this study the authors involved several speakers such as the head of the Saunglangit Pancanitis padepokan, the local community, the head of the Bandung district"s culture section. Tradition is still one of the hereditary legacies that still survive and develop to this day. One of the traditions that still survive is the Mapag Menak tradition is the tradition of welcoming outside guests or even in Pacet Village. The Mapag Menak tradition has been one of the non-inherited legacies which still survives. The purpose of this research is to discuss the implementation structure and the existence of the Mapag Menak tradition by using the phenomenology theory by using qualitative research methods. The findings found by the author that the structure of the implementation of the traditional mapag tradition consists of 3 stages, namely the implementation, implementation, and post-implementation. Besides that, the existence of the Mapag tradition has never been extinct and is still carried out today. However, the existence of the traditional mapag scary still does not exist and the government still lacks attention. The results of this study are suggested by the next researchers to continue to preserve the traditional mapag tradition until its uniqueness becomes information about the local genius of the ancestors in the past to understand its essential value.
Copyright 2020 ISBI Bandung. Verbatim copying and distribution of this entire article is permitted by author in any medium, provided this notice is preserved.
Kontributor
Web Administration Officer #