R. ONO LESMANA KARTADIKOESOEMAH KREATOR TARI SUNDA GAYA SUMEDANG (TAHUN 1901–1987)

Artikel oleh R. WIDAWATI NOER LESMANA , ISBI Bandung

Kata kunci: pengkajian, r. Ono lesmana kartadikoesoemah, kreator Tari Sunda, tokoh tari sunda.

Sumber pengambilan dokumen: PASCA 2019 RWI r

Relasi:

Dibuat: 30 Januari 2020

Abstraksi

R. Ono Lesmana Kartadikoesoemah merupakan tokoh Tari Sunda yang
berhasil mengembangkan Tari Sunda menjadi menarik, tidak hanya sebagai tari
pertunjukan, namun juga sebagai materi bahan ajar, baik di sekolah, sanggarsanggar
seni,
maupun
di
Perguruan
Tinggi
Seni.
Karya
Tari
yang
lebih
dikenal

dan

digemari adalah Tari wayang, Tari Keurseus, dan Tari Topeng. Tarian
tersebut merupakan improvisasi, modifikasi, inovasi serta seleksi terhadap Tari
Topeng Cirebon dan Tayuban. Karya-karyanya mampu bertahan sampai
sekarang dan masih dipelajari di antaranya: Tari Jakasona, Tari Jayengrana,
Tari Ekalaya, Tari Gandamanah, Tari Gatot kaca, Tari Topeng Menak Jingga,
Tari Leunyepan dan Tari Gawil.
Sisi lain dari tokoh R. Ono Lesmana Kartadikoesoemah adalah sebagai
Camat dan Wedana, juga memiliki Sanggar Tari Sekar Pusaka untuk
mengembangkan tarian yang diciptakannya. Atas dedikasi dan prestasinya,
pada tahun 1982 Pemerintah Republik Indonesia menganugrahkan “Piagam
Hadiah Seni”.
Berdasarkan sumber data tertulis, lisan dan benda, dengan
menggunakan Teori Penjelasan Sejarah Kuntowijoyo dan metode Sejarah
melalui tahapan heuristik, kritik, interpretasi dan historiografi, maka
didapatkan sebuah temuan, bahwa R. Ono Lesmana Kartadikoesoemah telah
menggunakan bakat, potensi, kualitas dan kapasitannya untuk menciptakan
karya seninya. Karya tersebut merupakan hasil aktualisasi dari
pembendaharaan, yakni Pencak Silat, Tari Topeng Cirebon dan Tayuban yang
diolah menurut daya interpretasinya ke dalam bentuk baru “gaya Ono atau
gaya Sumedang, dengan olahan gending tarinya yang menguggah semangat “
gending khas Ono”. Berkat pengajaran tari kepada murid-muridnya dan
penyadapan yang dilakukan oleh para mahasiswa untuk memenuhi tugas akhir,
hingga kini tarian karyanya masih dapat diapresiasi dan berkembang. Hal
tersebut dapat memberikan kontribusi bagi pelestarian dan perkembangan Tari
Sunda.


R. Ono Lesmana Kartadikoesoemah is a figure of the Sundanese Dance
who succeeded in developing Sundanese Dance to be interesting, not only as a
dance performance, but also as teaching material, both in schools, art studios,
and at the College of Arts. Better-known and popular artworks are puppet
dance, Keurseus dance, and mask dance. The dance is an improvisation,
modification, innovation and selection of Cirebon Mask Dance and Tayuban.
His works are able to survive until now and are still being studied including:
Jakasona Dance, Jayengrana Dance, Ekalaya Dance, Gandamanah Dance,
Gatot Kaca Dance, Menak Jingga Mask Dance, Leunyepan Dance and Gawil
Dance.
The other side of R. Ono Lesmana Kartadikoesoemah, he is a Camat
and Wedana and also he has a dance studio "Sekar Pusaka" to develop the
dance he created. For his dedication and achievements, in 1982 the government
of the Republic of Indonesia awarded the "Art Gift Charter".
Based on written, oral and object data sources, using Kuntowijoyo"s
Historical Explanation Theory and Historical methods through heuristic stages,
criticism, interpretation and historiography, then the results of the study
concluded that R. Ono Lesmana Kartadikoesoemah had used his talents,
potentials, qualities and capacities in the process of creating his artwork. His
artwork is the result of his naturalization of the treasury of his movements,
namely Pencak Silat, Topeng and tayuban dance which are processed
according to the power of interpretation into a new form "Ono style or
Sumedang style, with processed dance compositions that encourage the spirit
of" Ono typical gernding ". because of the teaching process to the students and
tapping carried out by students to fulfill their final assignments, until now his
dance can still be appreciated and developed, especially in the dance studios in
Sumedang, a formal educational environment, and contributes to the
preservation and development of dance Sunda.

Hak Cipta

Copyright 2020 ISBI Bandung. Verbatim copying and distribution of this entire article is permitted by author in any medium, provided this notice is preserved.

Kontributor

Web Administration Officer #