Tinjauan Deskriptif Tentang Teater Rakyat Sintren Desa Dukuh Badag

Artikel oleh Sri Kurniasih, ISBI Bandung

Kata kunci: sintren, teater rakyat, kuningan

Sumber pengambilan dokumen: RC 1986 KUR

Relasi:

Dibuat: 12 Agustus 2016

Abstraksi

Sintren adalah kesenian tradisional yang hidup di daerah Kabupaten Kuningan yang pada tahu 1930 Sintren telah dipagelarkan oleh Ibu Warjiah.Para pelaku Sintren sebagian kaum wanita, terutama bagi pesintren sendiri seorang anak perempuan berusia 7-10 tahun lebih jelasnya mereka yang belum menstruasi (haid) yang menurut anggapannya masih suci. Sumber cerita-cerita sintren adalah dongeng yang hidup di tengah-tengah masyarakat kecil atau kehidupan sehari-hari . Syair-syair lagu yang mengiringi kesenian itu seluruhnya menggunakan bahasa Jawa. Tumbuhnya teater rakyat ini diperkirakan dibawa oleh orang-orang pendatang dari daerah lain yang sengaja untuk mencari nafkah turut menuai padi pada musim panen. Orang yang datang tersebut disebut “kukurung” yang berdatangan dari perbatasan Jawa Barat dan Jawa Tengah. Teater ini belum dapat dikatakan pertunjukan komersil meskipun digunakan pula oleh masyarakatnya sebagai hiburan pada hajatan dengan imbalan sangat sederhana.


Hak Cipta

Copyright 2016 Institut Seni Budaya Indonesia - Bandung. Verbatim copying and distribution of this entire article is permitted by author in any medium, provided this notice is preserved.

Kontributor

#