Tari Lawra

Artikel oleh Ayi Rahmat, ISBI Bandung

Kata kunci: penciptaan tari, tari karya baru, lengger, banyumas

Sumber pengambilan dokumen: RA 2016 RAH

Relasi:

Dibuat: 28 Februari 2017

Abstraksi

Garapan ini menceritakan tentang seorang pengalaman maestro Lengger Lanang, yang bernama Dariah, dimana dia mengabdikan dirinya untuk budaya dan seni. Dariah mengabdikan diri untuk menjadi Lengger walau harus mengubah kodratnya dari seorang laki-laki menjadi seorang wanita seutuhnya sampai mati. Dariah pasrah dan menerima segala konsekwensinya, tanpa menghiraukan omongan pro dan kontra orang luaran, yang terpenting adalah budayanya tetap hidup dan lestari. Penata tertarik dengan kisah hidup Dariah dan menjadikannya sebagai ide garap. Karya tari “ Lawra” ini sendiri berasal dari celotehan- celotehan penari lengger saat pentas. Lawra merupakan kepanjangan dari lanang ora,wadon ora yang artinya laki-laki bukan, wanita bukan. Pada karya tari ini penata mengambil unsur dramatik, dimana penata memilih sumber gerak dari tari Lengger Banyumasan yang dikembangkan di distorsi dan distilasi sebagai identitas utama. Pelaku dalam tarian ini terdiri dari 2 orang perempuan dan 5 orang laki-laki. Garapan ini menceritakan tentang bagaimana dariah berubah menjadi seorang penari lengger setelah mendapatkan indang(wangsit), dimana semua perubahan secara total terjadi. Dariah merupakan sosok riang dan penyabar walau banyak cobaan pro dan kontra tetapi ia tetap tersenyum walau batinnya menangis. Tapi pada akhirnya ia bisa membuktikan bahwa dengan menjadi lengger Dariah bisa melestarikan seni dan budaya, khususnya Lengger Lanang Banyumas.


Hak Cipta

Copyright 2024 Perpustakaan ISBI Bandung. Verbatim copying and distribution of this entire article is permitted by author in any medium, provided this notice is preserved.

Kontributor

#