Tandang Midang Haleuang
Artikel oleh Nina Gusmiyati, ISBI Bandung
Kata kunci: sekar kiliningan,medley
Sumber pengambilan dokumen: RB 2016 GUS
Dibuat: 01 Maret 2017
Karya Penyajian “Tandang Midang Haleuang” ini adalah penyajian sekar kiliningan dengan konsep konvensional, namun terdapat pembeda dari penyajian kiliningan yang lainnya.
Dari keseluruhan lagu yang akan disajikan, penyaji buat dengan bentuk Medley, yaitu dengan struktur menyambung dari lagu pertama ke lagu berikutnya. Maka dalam sajiannya dibuat gending melodi atau interlude sebagai jembatan untuk perpindahan lagu.
Contoh pembeda dari penyajian ini ialah:
a. Pemilihan waditra pengiring sekar kepesindenan
Waditra yang digunakan adalah seperangkat gamelan selap, karena laras yang terdapat pada gamelan selap mencukupi untuk penyajian ini. Laras tersebut antara lain: salendro, sorog (1=T), madenda (4=T), wisaya (4=P), pelog (2=T), pelog (1=T), dan mataraman.
b. Pemilihan lagu sajian yang akan digarap yaitu:
1. Lagu kembang gadung, penyaji memilih embat sawilet untuk menyajikan lagu ini yang akhirnya berpindah kepada embat dua wilet. Mengenai intro atau awalan dari lagu ini akan penyaji garap sesuai kemampuan dan karakter lagu yang akan disajikan, akan tetapi tidak keluar dari konsep tradisi.
2. Penyaji menggunakan lagu kinanti sebagai materi (bawa sekar), dan dijadikan lagu kedua setelah lagu kembang gadung. Lagu ini akan disajikan dengan diiringi waditra gambang dengan ragam tabuh cacagan. Lagu kinanti pada sajian ini terdapat perbedaan dari segi senggol dan pembawaannya sesuai kemampuan penyaji. Lagu bawa sekar ini merupakan salah satu lagu untuk menonjolkan karakter suara dan senggol yang telah disederhanakan sesuai kemampuan penyaji.
3. Dalam sajian lagu gendu penyaji hanya merubah perpindahan laras pada perangkat gamelan dan alat waditra lainnya, yang biasanya diiringi oleh laras salendro, dalam sajian ini penyaji garap dengan laras pelog.
4. Dalam sajian lagu tokecang, penyaji garap dengan pirigan jaipong, karena menyangkut dengan latar belakang penyaji adalah seorang penari, maka pada sajian lagu ini penyaji mengisi gerakan tari jaipong, yang biasa disebut dengan Sinden Jaipong.
5. Setiap perpindahan lagu, penyaji menggunakan gending jembatan yang digarap sesuai kebutuhan lagu selanjutnya, digarap sesuai daya kreativitas penyaji dan pada penyajiannya, semua lagu disajikan dengan cara medley (bersambung).
Copyright 2017 Perpustakaan Institut Seni Budaya Indonesia - Bandung. Verbatim copying and distribution of this entire article is permitted by author in any medium, provided this notice is preserved.
Kontributor
#