Second Sex Tokoh Perempuan Dalam Naskah Trilogi Karya Federico Garcia Lorca

Artikel oleh Aidasari Fitriani, ISBI Bandung

Kata kunci: pengkajian seni, naskah, trilogi, gender, perempuan

Sumber pengambilan dokumen: PS 2016 FIT

Relasi:

Dibuat: 07 Maret 2017

Abstraksi

Perempuan ditempatkan sebagai mahluk kelas dua di bawah laki-laki yang telah dipisahkan menurut gendernya sebagai mahluk inferior. Citra perempuan cenderung digambarkan sebagai tokoh yang lemah lembut, baik yang sebagai pengurus rumah tangga (domestik). Sedangkan laki-laki bertugas di luar rumah, mencari nafkah, dan bekerja dengan kekuatan. Banyak karya yang menunjukkan kehebatan dan keinginan perempuan untuk maju, namun pada akhirnya perempuan tetaplah sebagai sosok yang dirumahkan, dicarikan jodoh, dinikahkan, dan mempunyai anak. Diferensiasi perlakuan ini mengakar dalam masyarakat dunia yang secara tidak langsung memperlihatkan bahwa perempuan tidak memiliki independensi atas dirinya. Banyak perempuan yang berani keluar dari jalur normal aturan masyarakat untuk menentukan hidup mereka,seperti pada naskah trilogi Lorca yang memiliki potensi tersebut. Penelitian ini menemukan bahwa perempuan tidak memiliki kuasa atas dirinya dan kebebasan untuk menentukan hidupnya tidak peduli dalam latar budaya apa dia dibesarkan, baik patriarkat maupun matriarkat sama-sama melihat perempuan sebagai mahluk kelas dua. Dalam naskah trilogy Lorca, pengarang berusaha mengkritik masyarakat yang menjadikan perempuan sebagai objek penindasan patriarki dengan memperlihatkan bahwa perempuan bisa berubah menjadi individu yang bebas berpikir. Lorca menghadirkan individu yang lebih independen dan lebih kuat dibandingkan individu lainnya, dengan menunjukkan bahwa perempuan dapat terbebas dari otoritas laki-laki. Mereka berusaha menghilangkan posisi inferior dan status sebagai warga kelas dua jika mereka mau memberontak dan melawan usaha-usaha yang menempatkan mereka di bawah kekuasaan laki-laki atau hal-hal yang mengekang hidupnya. Teori Second Sex (Simone de Beauvoir) digunakan untuk menganalisis naskah trilogi Lorca, dengan cara mengaplikasikan bahwa posisi perempuan sekuat apapun berusaha tetap dalam posisi kelas kedua.


Women placed as second-class beings under men who have been separated according to gender as inferior beings. The image of women tend to be portrayed as a gentle character, both as a housekeeper (domestic). While the men were out of the house, making a living, and working with strength. Many works that show the greatness and women"s desire to move forward, but in the end women remains as a figure to be sent home, look for a mate, married, and have children. This treatment differentiation rooted in the world community, which indirectly show that women do not have the independence to him. Many women who venture out of the path of the normal rules of society to shape their lives, as in the trilogy Lorca manuscript that has that potential. The study found that women do not have power over him and the freedom to determine his life no matter in what cultural background he grew up, both patriarchal and matriarchal equally viewed women as second-class beings. In the trilogy Lorca manuscript, the authors tried to criticize the people who made the patriarchal oppression of women as objects by showing that women can turn into free-thinking individuals. Lorca brings people more independent and stronger than other individuals, to show that women can be free of male authority. They are trying to eliminate the inferior position and status as second-class citizens if they want to rebel and resist efforts to put them under the rule of men or things that curb his life. Theory Second Sex (Simone de Beauvoir) was used to analyze the script trilogy Lorca, by applying strong as any that the position of women trying to stay in a second class position.

Hak Cipta

Copyright 2017 Perpustakaan Institut Seni Budaya Indonesia - Bandung. Verbatim copying and distribution of this entire article is permitted by author in any medium, provided this notice is preserved.

Kontributor

#