Katoneng-Katoneng Cawir Metua : A Cultural Exprssion of Karo Society

Artikel oleh SEMBIRING, Bebas & NAIBORHU, Torang, Departemen Etnomusikologi FIB USU Medan

Kata kunci: katoneng-katoneng, cawir metus, sierjabaten, perkolong-kolong, sakep nggeluh (rakut silelu)

Sumber pengambilan dokumen: RJ 2017 PAN XXVII 3

Relasi:

Dibuat: 21 Februari 2018

Abstraksi

Katoneng-katoneng is a traditional Karo ethnic song in North Sumatra composed spontaneously using repetitive melody with different lyrics, which depends on the context and situation (strophic logogenic). Being used in various social and cultural activities of Karo society, one of them is for the cawir metua ritual (the death of a person who considered to meet the ideals and expectances of Karo society). This research studies the textual meaning of katoneng-katoneng as the cultural expression of the owner society by using the performing art theoty, ethnomusicology, semiotic, and anthropology. Field data is collected through observation, interviews, and recording,. Qualitative method is applied by defining key informants, including traditional figures, sierjabaten (musicians), perkolong-kolong (katoneg-katoneg singers) and member of society. The resluts shows that katoneng-katoneng is a phrase of various things : messages and advices, prayers, hopes, ideas, exemplaries, life persistence, values of mutual cooperation, purpose of life in the world, and others deliveredby professional singers of perkolomg-kolong who represents the died person and the elements of relatives sangkep nggeluh (rakut sitelu) by singing. The function and meaning of the text refer to the ideals and Concepts of Karo culture.


Katoneng-katoneng adalah nyanyan tradisional etnik Karo di Sumatera Utara yang diciptakan secara spontan menggunakan melodi tetap namun dengan teks baru sesuai situasi dan konteksnya (strophic logogenic). Nyanyian ini digunakan dalam berbagai aktivitas sosial budaya masyarakat Karo. Salah satunya ialah pada upacara cawir matua (kematian seseorang yang dipandang telah sesuai dengan cita-cita dan harapan masyarakat Karo). Penelitian ini mengkaji fungsi dan makna tekstual Katoneng-katoneng sebagai ekspresi kultural masyarakat pemiliknya dengan menggunakan teori kesenian (seni pertunjukan), etnomusikologi, semiotika dan antropologi. Pengumpulan data di lapangan dilakukan melalui pengamatan langsung, wawancara dan perekaman. Menggunakan metode kualitatif dengan informan kunci yaitu tokoh adat, sierjabaten (pemusik), perkolong-kolong(penyanyi katoneng-katoneng) dan masyarakat pemiliknya. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa katoneng-katoneng adalah ungkapan tentang berbagai hal : pesan-pesan dan nasihat, do"a, harapan, cita-cita, keteladanan, keteguhan hidup, nilai-nilai kegotong-royongan, tujuan hidup di dunia, dan lainnya yang disampaikan oleh penyanyi profesional (perkolong-kolong) mewakili orang yang meninggal dan unsur-unsur kerabat sangkep nggeluh (rakut sietlu) dengan cara bernyanyi. Fungsi dan makna teks mengacu kepada cita-cita dan konsep-konsep budaya Karo.

Hak Cipta

Copyright 2019 Perpustakaan ISBI Bandung. Verbatim copying and distribution of this entire article is permitted by author in any medium, provided this notice is preserved.

Kontributor

#